Potensi Biofisik
Pegunungan Wondiboy terasing dari rangkaian barisan pegunungan tengah dan terbuka dari semua jurusan ke laut. Kawasan ini termasuk dalam wilayah biogeografis yang unik yang letaknya di tengah antara gunung-gunung di daerah Kepala Burung dan Pegunungan Tengah. Vegetasinya menutupi lapisan batuan metamorfosis alpidik, kecuali dibagian selatan semenanjung yang terbentuk dari karbonat podzolik atas. Tipe hutan dalam kawasan CA Pegunungan Wondiboy termasuk ke dalam tiga lingkungan utama yaitu dataran rendah, kaki perbukitan, dan zone pegunungan yang rendah.
Faunanya belum diketahui secara lengkap, tetapi tercatat 169 jenis burung, 55 diantaranya terbatas hanya pada elevasi di atas 1.000 m. Diantaranya 12 jenis burung dewata termasuk 2 jenis endemik Kepala Burung, yaitu: Astrapia nigra dan Parotia sefilata. Jenis endemik lainnya diantaranya burung namdur Amblyornis inornatus, Melipotes gymnops dan Rallicula leucopsila. Mamalia kurang banyak diketahui tetapi dari marsupialia tercatat 3 jenis kangguru pohon, satu jenis walabi hutan, satu jenis kuskus ekor kait, oposum layang, 2 oposum, 3 kuskus, 2 bandikut, kucing (marsupial cat), dan 3 jenis tikus berkantung. Enam jenis kelelawar terdapat di sini termasuk Pteropus pohlei dan sejumlah rodenta.
Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy bernilai penting sekali untuk sistem peyangga kehidupan masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama dan untuk mendukung pelestarian laut di bawahnya yang merupakan kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Aksesibilitas dan Obyek Daya Tarik Wisata
Cagar Alam Pegunungan Wondiboy dapat diakses dari kota Manokwari dengan kapal maupun pesawat twint-otter menuju kota Wasior. Selanjutnya dari kota Wasior kawasan cagar alam tepat berada di belakang kota. Kawasan ini mempunyai nilai sosial budaya yang tinggi bagi masyarakat di sekitar kawasan. Semua kebutuhan air bersih masyarakat dipenuhi dari kawasan ini. Dari dalam kawasan mengalir sungai-sungai besar yang airnya sangat jenih. Landscape pegunungan memberikan daya tarik tersendiri kawasan ini dari kejauhan. Kawasan ini seolah-olah sebagai background kota Wasior dan kampung-kampung disekitarnya. Keragaman flora dan fauna endemik Papua juga dapat dijumpai di dalam kawasan ini.
Sumber: Petocz, Ronald G. 1987. Konservasi Sumber Daya Alam dan Pembangunan di Irian Jaya diterjemahkan oleh Slamet Soeseno. Jakarta: Pustaka Grafitipers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar