Senja di pulau Saonek adalah daya tarik
utama pulau ini. Alam Papua yang cerah ikut menyumbangkan pesona
matahari tenggelam di Saonek. Sunset di Saonek selalu dihiasi dengan
beberapa kapal yang hilir mudik. Sejatinya hal itu justru menambah
kesyahduan alam Saonek. Matahari jingga yang pelan-pelan turun dari
langit membuat perairan Saonek berubah warna menjadi keemasan. Belum
lagi awan yang terserak tak beraturan, menambah nuansa alam yang begitu
indah. Jangan lupa, abadikan pemandangan sunset Saonek dengan kamera
Anda. Lukisan Tuhan di langit Saonek sangat sayang untuk dilewatkan
begitu saja.
Saonek
dulunya adalah pusat pemerintahan Raja ampat. Itu mengapa, fasilitas
Saonek tidak berbeda jauh dengan Waisai yang kini menjadi ibukota
Kabupaten Raja Ampat. Di tempat ini, komunikasi relatif lebih mudah
dilakukan karena sudah dibangun provider telepon selular. Selain itu
sudah dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga diesel dan pembangkit
listrik tenaga surya. Jalanan di desa ini masih sangat bersih, tertata
rapi, dengan pantai yang indah dan penginapan yang relatif murah.
Beberapa orang bahkan lebih menyarankan wisatawan untuk menginap di
Saonek daripada Waisai. Pantai Saonek juga sangat indah. Pasirnya putih
bersih dengan air laut yang warnanya kombinasi hijau kebiruan. Ombaknya
kecil, Anda bisa berenang dengan leluasa disini sambil melihat kekayaan
biota laut yang tak kalah indah dengan spot-spot snorkling dan diving
unggulan Raja Ampat. Dari atas jembatan pelabuhan, kita bisa melihat
ratusan ikan berwarna-warni bermain dengan asiknya. Tanda bahwa
peraiaran Saonek masih sangat bersih dan nyaman untuk habitat aneka
penghuni laut. Menyelam di perairan Saonek kita akan bertemu dengan
aneka ikan hias, lion fish, balfish, barakuda dan masih banyak lagi.
Keindahan
Saonek membawa berkah untuk daerah ini. Pada tahun 2010 lalu, kemolekan
alam Saonek membuat salah satu production house membuat film televisi
dengan latar belakang alam dan kehidupan warga Saonek. FTV berjudul
“Mutiara Hitam” ini memperlihatkan kehidupan masyarakat Papua khusunya
Raja Ampat. Beberapa pemandangan seperti rumah di tepi laut, suasana
pasar Papua, budaya makan pinang, kehidupan nelayan digambarkan dengan
apik pada setiap adegan. FTV Mutiara Hitam menceritakan kehidupan
seoarng anak bernama Jeko Mambrasar yang bercita-cita menjadi pemain
sepakbola terkenal seperti Boas Solossa. Setiap adegan yang bergulir
memperlihatkan keindahan panorama pulau Saonek.
Dari Sorong terdapat kapal yang tiap hari
pulang pergi ke pulau Saonek. Tiket kapalnya berkisar Rp. 120 ribu per
orang. Cukup mudah bukan?. Oya, selama di Raja Ampat, sempatkan untuk
mengunjungi pulau Wayag yang indah, desa wisata Arborek dan pantai Waisai Tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar